Minggu, 26 Agustus 2012

getas

Rumah itu semakin usang..
padi disekelilingnya tak lagi menguning
tak ada lagi aroma karet yang khas
tak ada lagi irama air disekelilingnya
tak ada lagi harmonisasi alam dan makhluk hidupnya
kemegahannya telah sirna

Ramah sekali kesannya,
ya memang,   hampir semua orang mengenalnya
Rumput yang tertata sopan
Pepohonan yang tertancap anggun
bahkan ilalangnyapun nampak anggun meliuk mengikuti alur angin,
Rapih dan sangat bersahaja

Rumah itu semakin usang..
Pagarnya tak lagi mengkilat, tapi berkarat
Atapnya tak lagi kokoh, tapi hampir roboh
Tak ada rumput dan bunga yang berseri, tapi hanya tinggal tanaman benalu berduri

Dulu sekali..
sebagian dari kita tumbuh dan besar disana
sebagian dari kita ada dan belajar disana
tetapi,    seutuhnya kita berasal dari sana

Rumah itu semakin usang..
Warnanya telah memudar,
berbanding terbalik dengan warna - warni kehidupan ini
Mungkin sesekali untuk melepas rindu ini,
kita bercanda bermain dan menghangatkannya kembali..

Rumah itu semakin usang..
Kenangannya akan selalu tersimpan abadi di jiwa ini

Sabtu, 25 Agustus 2012

titik kecil 2

Hei, aku salah..
ternyata titik itu lebih dari satu,
semakin kukembangkan layar ini
semakin kulihat ada beberapa titik dengan warna yang lebih bermacam,
Aku mendekat, dan semakin kelihatan daratannya..

Aku butuh bantuan,
sekiranya datang lumba-lumba akrobatis,    aku pasti bahagia..
atau seonggok lemak bernafas,
ya kawan lama yang sering memainkan perahu kecilku dengan semburan air dari paru-parunya
ya si paus biru itu..

Ah tapi kali ini bukan saatnya bermain main dengan mereka,

Aku tetep pada pilihanku,

dan,
Saat ini aku masih gembira dengan riak ombak yang menghantam perahuku,
Aku masih bahagia ketika bernyanyi dengan gerombolan pelikan itu,
Aku masih bahagia untuk bergelut dengan ganggang dan rumput berair ini, lucu dan menyentil adrenalin..

tanpa ada perlawanan
hanya Tuhan,            karam ataupun tiupan layarku

disinipun ada pantai minimalis yg indah


Jumat, 24 Agustus 2012

titik kecil

Layar ini masih terbentang..
benangnya menyerat kuat, mengikat satu sama lain, merajut    menjalin     menyatu
kokoh, ya kokoh memang
meski coklat dan nampak berumbai
pelan rangkaian kayu ini membelah air..

Aku masih berdiri diatasnya, dengan mata hati yang menyeruak ke segala penjuru,
bak kompas usang yang masih harus tersenyum..

kulihat nampak setitik hijau yang kurasa daratan,
pulau, ya     mudah mudahan pulau yang kucari,
pulau yang tak berpenghuni,
pulau yang bisa kudiami,
pulau yang mampu menahan langkah kaki ini,
pulau dengan semua kebaikannya,

Mungkin tak kurapatkan perahu ini
karena aku janji untuk merobek layarnya
dan kemudian menenggelamkannya

Kurasa  ku akan tinggal selamanya dipulau itu